RESUME
MATERI
ILMU KOMUNIKASI
Disusun oleh :
CalamRahmat
Jurnalistik 1 A
ILMU KOMUNIKASI JURNALISTIK
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN
GUNUNG DJATI
BANDUNG
2013
DAFTAR ISI
BAB I.
HAKIKAT KOMUNIKASI
A. Hakikat
dan Definisi Komuniasi............................................................................. 1
B. Konteks
Komunikasi............................................................................................... 2
BAB
II.
PERKEMBANGAN KOMUNIKASI
Sejarah
Komunikasi................................................................................................. 3
BAB
III.
HAMBATAN KOMUNNIKASI
A. Gangguan................................................................................................................. 4
B. Kepentingan............................................................................................................. 5
C. Motivasi
Terpendam................................................................................................ 5
D. Prasangka................................................................................................................. 5
BAB
IV.
LINGKUP KOMUNIKASI
A. Sifat
Komunikasi..................................................................................................... 6
B. Tujuan
komunikasi................................................................................................... 6
C. Fungsi
Komunikasi.................................................................................................. 7
D. Teknik
Komunikasi.................................................................................................. 7
E. Metode
Komunikasi................................................................................................ 8
BAB V.
PRINSIP KOMUNIKASI
A. Komunikasi
Sebagai Interaksi Simbolik................................................................ 11
B. George
Herbert Mead............................................................................................ 12
C. Herbert
Blumer...................................................................................................... 13
BAB
VI.
MODEL KOMUNIKASI
A. Fungsi
Model......................................................................................................... 14
B. Model
Dasar Komunikasi...................................................................................... 14
C. Lasswell’s
Model................................................................................................... 15
D.
Model Osgood & Schramm ................................................................................. 16
E. S-O-R Theory
(Teori S-O-R)................................................................................. 16
F. S-M-C-R
Model (Model S-M-C-R)....................................................................... 17
BAB
VII.
KOMUNIKASI VERBAL & NONVERBAL
A. Komunikasi
Verbal................................................................................................ 18
1) Asal
Usul Bahasa................................................................................................... 18
2) Fungsi
Bahasa........................................................................................................ 19
B. Komunikasi
Non-Verbal........................................................................................ 19
1) Fungsi
Komunikasi Nonverbal.............................................................................. 19
2) Klasifikasi
Pesan Nonverbal.................................................................................. 20
BAB
VIII.
TATARAN KOMUNIKASI......................................................................... 22
BAB
IX.
KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA................................................................24
BAB X.
FAKTOR-FAKTOR PENUNJANG KOMUNIKASI
EFEKTIF.....................27
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
HAKIKAT
KOMUNIKASI
A.
Hakikat Dan Definisi Komunikasi
Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris “communication”),secara
etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus,
dan perkataan ini bersumber pada kata communis Dalam kata communis
ini memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha
yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna.
Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses
penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam
pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia. Karena itu
merujuk pada pengertian Ruben dan Steward mengenai komunikasi manusia yaitu:
Human communication is the process
through which individuals –in relationships, group, organizations and
societies—respond to and create messages to adapt to the environment and one
another. Bahwa komunikasi
manusia adalah proses yang melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan,
kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan untuk
beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain.
Untuk memahami pengertian komunikasi tersebut sehingga dapat
dilancarkan secara efektif dalam Effendy (1994:10) bahwa para peminat
komunikasi sering kali mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell
dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society.
Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk untuk menjelaskan komunikasi
ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which
Channel To Whom With What Effect?
Pengertian komunikasi menurut para
ahli:
1.
William
Albig; komunikasi adalah proses pengoperan lambang – lambang yang berarti antar
individu. (Communication is the prosses of transmitting meonifull symbols
between indivudals – buku public opinion).
2.
Wilbur
Schram; Dalam uraiannya “How Communication Work” mengatakan komunikasi berasal
dari bahasa latin, yaitu Commmunio atau Common. Bilamana kita mengadakan
komunikasi berarti membagikan informasi agar si penerima maupun si pengirim
paham atas suatu pesan tertentu. Jadi esensi komunikan adalah menemukan atau
memadukan si penerima dan si pengirim.
3.
Bennard
Berlson dan Gary A. Steinner, Komunikasi adalah tranmisi informasi, gagasan,
emosi, keterampilan dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang
biasanya di sebut komunikasi.
Dari beberapa pengertian di atas terdapat dua nilai :
1.
Informasi,
berupa lambang, gambaran jadi stimulans.
2. Persuasi, proses pemindahan, hendak
mencapai suatu sasaran sedangkan pesan atau message adalah wujud dalam proses
pengoperannya.
B.
Konteks
Komunikasi
Komunikasi tidak
berlangsung dalam suatu ruangan hampa sosial, melainkan dalam suatu konteks
atau situasi tertentu.
Secara luas konteks
disini berarti semua faktor di luar orang-orang yang berkomunikasi. Menurut
Deddy Mulyana konteks-konteks komunikasi terdiri dari :
·
Aspek
bersifat fisik; seperti iklim, suhu, cuaca, bentuk ruangan, warna dinding,
tempat duduk, jumlah peserta komunikasi dan alat untuk menyampaikan pesan.
·
Aspek
psikologis; seperti sikap, kecenderungan, prasangka dan emosi para peserta
komunikasi.
·
Aspek
sosial: seperti norma kelompok, nilai sosial, dan karakteristik budaya.
·
Aspek
waktu; yakni kapan berkomunikasi (hari apa, jam berapa, pagi, siang, sore atau
malam).
Indikator paling
umum untuk mengklasifikasikan komunikasi berdasarkan konteks atau tingkatannya
adalah jumlah peserta yang terlibat dalam komunikasi. Maka dikenallah
komunikasi intrapribadi, komunikasi diadik, komunikasi antarpribadi, komunikasi
kelompok, komunikasi publik, komunikasi organisasi dan komunikasi massa.
BAB II
PERKEMBANGAN KOMUNIKASI
Sejarah
Komunikasi
Pada
awal kehidupan di dunia, komunikasi digunakan untuk mengungkapkan kebutuhan
organis. Seiring dengan evolusi kehidupan, maka sinyal – sinyal kimiawi
promitif yang digunakan dalam berkomunikasi juga ikut berevolusi dan membuka
peluang terjadinya perilaku yang lebih rumit . pada binatang, selain untuk seks
komunikasijuga dilakukan untuk menunjukkan keunggulan, biasanya dengan sikap
menyerang.
Manusia
berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman. Bentuk umum komunikasi
manusia termasuk bahasa sinyal,bicara, tulisan, gerakan, dan penyiaran,
komunikasi dapat berupa interaktif, transaktif, bertujuan, atau tak bertujuan.
Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat
dipahami oleh pihak lain.
Pada
abad 20 komunikasi menjadi sangat
penting karena pertumbuhan komunikasi digambarkan sebagai “ penemuan revolusioner’’,
hal ini dikarenakan peningkatan teknologi komunikasi yang pesat seperti radio.
Televisi, telepon, satelit dan jaringan komuter seiring dengan industiralisasi
bidang usaha yang besar dan mendunai. Komunikasi dalam tingkatan akademi
mungkin telah ada departemen sendiri dan di bagi menjadi komunikasi massa,
komunikasi pembawa acara, humas dan lainnya, namun subjeknya akan
tetap.pekerjaan dalam komunikasi mencerminkan kebragaman komunikassi itu
sendiri.
BAB III
HAMBATAN
KOMUNIKASI
1.
Hambatan Sosiologis
adalah suatu ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial, yakni fakta yang
mengandung cara bertindak, berfikir, berperasaan yang berada diluar individu
dimana fakta-fakta tersebut memilii kekuatan untuk mengendalikan individu
(Dikutip : Emile Durkheim ).
2.
Hambatan Antropologis
adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka
warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.
3.
Hambatan Psikologis
adalah perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim
dan penerima pesan.
4.
Hambatan Semantik
adalah kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang kadang mempunyai
arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan
dan penerima
5.
Hambatan Mekanisme
Hambatan mekasanis adalah ganngguan
yang disebabkan saluran komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik.
Sedangkan
kalau diklasifikasikan hambatan komunikasi meliputi :
A. Gangguan (Noises)
1)
Gangguan
mekanik (mechanical/channel noise), yaitu gangguan disebabkan saluran
komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik.
2)
Gangguan
semantik (semantic noise), yaitu bersangkutan dengan pesan komunikasi yang
pengertiannya menjadi rusak. Lebih banyak kekacauan penggunaan bahasa,
pengertian suatu istilah atau konsep terdapat perbedaan antara komunikator
dengan komunikan.
3)
Gangguan
personal (personnel noise), yaitu bersangkutan dengan kondisi fisik komunikan
atau komunikator yang sedang kelelalahan, rasa lapar, atau sedang ngantuk. Juga
kondisi psikologis, misalnya tidak ada minat, bosan, dan sebagainya.
B.
Kepentingan
(Interest)
Interest akan membuat seseorang selektif dalam menanggapi
atau menghayati suatu pesan. Orang akan memperhatikan perangsang yang ada
kaitannya dengan kepentingannya. Kepentingan bukan hanya mempengaruhi perhatian
kita tetapi juga menentukan daya tanggap, perasaan, pikiran, dan tingkah laku
yang akan merupakan sikap reaktif terhadap segala perangsang yang tidak
bersesuaian atau bertentangan dengan suatu kepentingan.
C. Motivasi
Motif atau daya dorong dalam diri seseorang untuk melakukan
atau tidak melakukan sesuatu yang sesuai dengan keinginan, kebutuhan dan
kekurangannya. Pada umumnya motif seseorang berbeda-beda jenis maupun
intensitas dengan yang lainnya, termasuk intensitas tanggapan seseorang
terhadap suatu komunikasi. Semakin komunikasi sesuai motivasinya semakin besar
kemungkinan komunikasi itu dapat diterima dengan baik oleh pihak komunikan.
D.
Prasangka
(Prejudice)
Sikap seseorang terhadap sesuatu secara umum selalu terdapat
dua alternatif like and dislike, atau pun simpati dan tidak simpati. Dalam
sikap negatif (dislike juga tidak simpati) termasuk prasangka yang akan
melahirkan curiga dan menentang komunikasi. Dalam prasangka emosi memaksa
seseorang untuk menarik kesimpulan atas dasar stereotif (tanpa menggunakan
pikiran rasional). Emosi sering membutakan pikiran dan pandangan terhadap fakta
yang nyata, tidak akan berpikir secara objektif dan segala yang dilihat selalu
akan dinilai negatif.
BAB IV
LINGKUP KOMUNIKASI
A.
Sifat Komunikasi
Ditinjau dari sifatnya komunikasi
diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Komunikasi
verbal (verbal communication)
1) Komunikasi
lisan (oral communication)
2) Komunikasi
tulisan (written communication)
b. Komunikasi
nirverbal (nonverbal communication)
1) Komunikasi
kial (gestural communication)
2) Komunikasi
gambar (pictorial communication)
c. Komunikasi
tatap muka (face to face communication)
d. Komunikasi
bermedia (mediated communication)
B.
Tujuan
Komunikasi
Dimensi – Dimensi
Komunikasi tujuan komunikasi adalah sebagai berikut:
1.
Perubahan Sosial/Mengubah Masyarakat ( to change the society )
2.
Perubahan Sikap ( to change the attitude )
3.
Perubahan Opini, Pendapat ( to change the opinion )
4.
Perubahan Perilaku ( to change behavior )
Berdasarkan tujuan
komunikasi dapat menyimpulkan bahwa tujuan komunikasi pada dasarnya dilakukan
untuk mendapatkan perubahan dari komunikan atau si penerima pesan sesuai dengan
apa yang komunikator atau source
inginkan. Perubahan sosial, perubahan sikap, perubahan pendapat dan perubahan
perilaku merupakan tujuan umum komunikasi yang dapat dicapai apabila
penyampaian dan pemberian informasi dilakukan secara baik dan benar.
C.
Fungsi
Komunikasi
Fungsi komunikasi
adalah :
1. Menginformasikan
(To inform).
2. Mendidik
(To educate).
3. Menghibur
(To entertain).
4. Mempengaruhi
(To influence)
D.
Teknik
Komunikasi
1. Komunikasi informatif (informative
communication)
Informative communication adalah
suatu pesan yang disampaikan kepada seseorang atau sejumlah orang tentang
hal-hal baru yang diketahuinya.
2. Komunikasi persuasif (persuasive
communication )
Komunikasi Persuasif (Persuasive
Communication) adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain
agar berubah sikapnya, opininya dan tingkah lakunya dengan kesadaran sendiri.
Istilah “Persuasi”, berarti membujuk atau merayu. Jadi komunikasi persuasive
adalah komunikasi yang mengandung bujukan atau rayuan-rayuan.
3. Komunikasi pervasif (pervasive communication)
Pervasif dapat diartikan merembas
atau meresap. Yakni komunikasi yang sifatnya bisa membuat seseorang dapat
merasakan dan meresapi suatu komunikasi yang dihadapi pada waktu itu dan pada
waktu tertentu.
4. Komunikasi koersif (coercive
communication)
Komunikasi koersi adalah teknik
komunikasi berupa perintah, ancaman, sangsi dan lain-lain yang bersifat
paksaan, sehingga orang-orang yang dijadikan sasaran (komunikan) melakukannya
secara terpaksa.
5. Komunikasi instruktif (instructive
communication)
Instruktif adalah suatu perintah
yang bersifat mengancam.
6. Hubungan manusiawi (human
relation)
Hubungan manusiawi merupakan
terjemahan dari human relation. Adapula yang mengartikan hubungan manusia dan
hubungan antar manusia, namun dalam kaitannya hubungan manusia tidak hanya dalam
hal berkomunikasi saja, namun didalam pelaksanaannya terkandung nilai nilai
kemanusiaan serta unsur-unsur kejiwaan yang amat mendalam.
E.
Metode
Komunikasi
a.
Jurnalistik
Jurnalistik adalah teknik mengelolah berita mulai dari mendapatkan bahan sampai
kepada proses menyebarluaskannya kepada khalayak.pada mulanya jurnalistik hanya
mengelola hal-hal yang sifatnya informatif saja
b.
Hubungan masyarakat (public relations)
public relations adalah suatu seni untuk menciptakan pengertian public yang
lebih baik,yang dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap seseorang atau
organisasi tertentu.
c.
Periklanan (Advertaising)
Periklanan
adalah keseluruhan proses yang meliputi : penyiapan, perencanaan, pelaksanaan,
dan pengawasan penyampaian iklan. periklanana adalah segala bentuk pesan tentang suatu
produk yang disampaikan lewat media, ditujukan kepada sebagian atau seluruh
masyarakat.
d.
pemeran
e.
Publisitas (publicity)
Publisitas
adalah sejumlah informasi tentang sasaran,barang,atau organisasi yang
disebarluaskan ke masyarakat melalui media tanpa dipungut biaya atau tanpa
pengawas dari sponsor.
f.
Propaganda
Propaganda adalah usaha dengan sengaja dan sistematis,untuk membentuk
persepsi,memanipulasi pikiran,dan mengarahkan kelakuan untuk mendapatkan reaksi
yang di inginkan penyebar propaganda.
BAB
V
PRINSIP
KOMUNIKASI
Terdapat 12 prinsip komunikasi yang
dikatakan sebagai penjabaran lebih jauh dari definisi dan hakekat komunikasi yaitu :
1)
Prinsip
1 : Komuniksi adalah suatu proses simbolik.
Salah satu kelebihan manusia dari makhluk lain (hewan)
adalah ia diberi kemampuan untuk berfikir, Seorang filosuf mengistilahkan
sebagai al hayawanu nathiq manusia adalah hewan yang berfikir.
Lambang atau simbol adalah sesuatu yang digunakan untuk
menunjuk sesuatu lainnya, berdasarkan kesepakatan sekelompok orang. Lambang
meliputi kata-kata (pesan verbal), perilaku non verbal, dan objek yang maknanya
disepakati bersama.
2)
Prinsip
2 : Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi.
Setiap orang tidak bebas nilai, pada saat orang tersebut
tidak bermaksud mengkomunikasikan sesuatu, tetapi dimaknai oleh orang lain maka
orang tersebut sudah terlibat dalam proses berkomunikasi. Gerak tubuh, ekspresi
wajah ( komunikasi non verbal ) seseorang dapat dimaknai oleh orang lain
menjadi suatu stimulus.
Kita tidak dapat berkomunikasi (We Cannot not
communicate). Tidak berarti bahwa semua perilaku adalah komunikasi.
Alih-alih, komunikasi terjadi bila seseorang member makna pada perilaku orang
lain atau perilakunya sendiri.
3)
Prinsip
3 : Komunikasi punya dimensi isi dan hubungan.
Dimensi
isi menunjukkan muatan (isi) komunikasi sedangkan dimensi hubungan menunjukkan
bagaimana cara mengatakannya dan mengisyaratkan, bagaimana hubungan para peserta
komunikasi dan bagaimana seharusnya pesan itu ditafsirkan. Dimensi isi disandi
secara verbal sedangkan dimensi hubungan disandi secara non verbal. Sebagai
contoh kalimat “Makan..tuh” dengan nada lembut bermakna perintah
untuk makan sedangkan apabila menggunakan intonasi tinggi maka bermakna
larangan memakannya. Ketika seseorang tahu bahwa temannya sedang makan iapun
tetap menyapa dengan kalimat “makan…?” hal itu bermakna menyapa
agar tidak dikatakan sebagai orang yang judes atau cuek.
4)
Prinsip
4 : Komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan.
Komunikasi
dilakukan manusia dari yang tidak sengaja hingga yang sengaja dan sadar serta
terencana melakukan komunikasi. Kesadaran akan lebih tinggi ketika
berkomunikasi dalam situasi-situasi khusus. Sebagai contoh ketika kita
bercakap-cakap dengan seorang yang baru dikenal tentunya akan berbeda cara
berkomunikasi kita dibanding ketika kita bercakap-cakap dengan teman yang sudah
biasa bergaul sehari-hari. Akan tetapi kita juga akan bisa berkomunikasi dengan
kesadaran yang lebih tinggi dengan teman sehari-hari kita apabila teman
tersebut menyampaikan berita yang sangat menarik bagi kita.
5)
Prinsip
5 : Komunikasi terjadi dalam konteks
ruang dan waktu.
Pesan
komunikasi yang dikirim oleh pihak komunikan baik secara verbal maupun
non-verbal disesuaikan dengan tempat, dimana proses komunikasi itu berlangsung,
kepada siapa pesan itu dikirim dan kapan komunikasi itu berlangsung.
6)
Prinsip
6 : Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi.
Ketika orang-orang berkomunikasi, mereka meramalkan efek
perilaku komunikasi mereka. Dengan kata lain, komunikasi juga terikat oleh
aturan atau tatakrama
7)
Prinsip
7 : Komuniaksi itu bersifat sistematik.
Setiap
Individu adalah suatu system yang hidup ( A Living System ). Organ-organ
dalam tubuh kita saling berhubungan. Kerusakan mata dapat membuat kepala kita
pusing. Bahkan unsure diri kita yang bersifat jasmani juga berhubungan dengan
unsure kita yang bersifat rohani.
Komunikasi juga menyangkut suatu
system dari unsur-unsurnya.setidaknya dua system dasar beroperasi dalam
transaksi komunikasi itu system internal dan eksternal. System internal adalah
seluruh system nilai yang dibawah oleh seseorang individu ketika ia
berpartisipasi dalam komunikasi
System Eksternal terdiri dari
unsur-unsur dalam lingkungan diluar individu, termasuk kata-kata yang ia pilih
untuk berbicara, isyarat fisik, kegaduhan disekitarnya, penataan ruangan,
cahaya, dan temperature ruangan
8)
Prinsip
8 : Semakin mirip latar belakang sosial budaya sakin efektiflah komunikasi.
Jika
dua orang melakukan komunikasi berasal dari suku yang sama, pendidikan yang
sama, maka ada kecenderungan dua pihak tersebut mempunyai bahan yang sama untuk
berkomunikasi.
9)
Prinsip
9 : Komunikasi bersifat nonseksual.
Proses
komunikasi bersifat sirkular dalam arti tidak berlangsung satu arah. Melibatkan
respon atau tanggapan sebagai bukti bahwa pesan yang dikirimkan itu diterima
dan dimengerti.
10)
Prinsip
10 : Komuniaksi bersifat proseksual, dinamis dan transaksional.
Konsekuensi
dari prinsip bahwa komunikasi adalah sebuah proses adalah komunikasi itu
dinamis dan transaksional. Ada proses saling memberi dan menerima informasi
diantara pihak-pihak yang melakukan komunikasi.
11)
Prinsip 11 : Komunikasi bersifat irreversible.
Setiap
orang yang melakukan proses komunikasi tidak dapat mengontrol sedemikian rupa
terhadap efek yang ditimbulkan oleh pesan yang dikirimkan. Komunikasi tidak
dapat ditarik kembali, jika seseorang sudah berkata menyakiti orang lain, maka
efek sakit hati tidak akan hilang begitu saja pada diri orang lain tersebut.
12) Prinsip 12 : Komunikasi bukan penaseht untuk
menyelesaikan berbagai masalah.
Dalam
arti bahwa komunikasi bukan satu-satunya obat mujarab yang dapat digunakan
untuk menyelesaikan masalah. Banya persoalan dan konflik antar manusia
disebabkan oleh masalah komunikasi. Namun komunikasi bukanlah panasea (obat
mujrab) untuk menyelesaikan persoalan atau konflik itu, karena konflik atau
persoalan tersebut mungkin berkaitan dengan masalah structural.
A.
Interaksi
Simbolik
Interaksi adalah proses
saling mempengaruhi dalam bentuk perilaku atau kegiatan di antara
anggota-anggota masyarakat, dan definisi simbolik adalah bersifat melambangkan
sesuatu. Simbolik berasal dari bahasa Latin “Symbolic(us)” dan bahasa Yunani
“symbolicos”.
Interaksi simbolik
adalah suatu faham yang menyatakan bahwa hakekat terjadinya interaksi sosial
antara individu dan antar individu dengan kelompok, kemudian antara kelompok
dengan kelompok dalam masyarakat, ialah karena komunikasi, suatu kesatuan pemikiran
di mana sebelumnya pada diri masing-masing yang terlibat berlangsung
internalisasi atau pembatinan.
B.
George
Herbert Mead
Tiga tema konsep pemikiran George Herbert Mead yang
mendasari interaksi simbolik antara lain:
1.
Pentingnya
makna bagi perilaku manusia,
2.
Pentingnya
konsep mengenai diri,
3.
Hubungan
antara individu dengan masyarakat.
1.
Pentingnya makna bagi perilaku manusia,
Tema ini berfokus pada pentingnya membentuk makna bagi perilaku
manusia, dimana dalam teori interaksi simbolik tidak bisa dilepaskan dari
proses komunikasi, karena awalnya makna itu tidak ada artinya, sampai pada
akhirnya di konstruksi secara interpretif oleh individu melalui proses
interaksi, untuk menciptakan makna yang dapat disepakati secara bersama dimana
asumsi-asumsi itu adalah sebagai berikut : Manusia, bertindak, terhadap,
manusia, lainnya berdasarkan makna yang diberikan orang lain kepada mereka,
Makna diciptakan dalam interaksi antar manusia, Makna dimodifikasi melalui
proses interpretif .
2.
Pentingnya konsep mengenai diri (self concept)
Tema ini berfokus pada pengembangan konsep diri melalui individu
tersebut secara aktif, didasarkan pada interaksi sosial dengan orang lainnya
dengan cara antara lain : Individu-individu mengembangkan konsep diri melalui
nteraksi dengan orang lain, Konsep diri membentuk motif yang penting untuk
perilaku Mead seringkali menyatakan hal ini sebagai : ”The particular kind of
role thinking – imagining how we look to another person” or ”ability to see
ourselves in the reflection of another glass”.
3.
Hubungan antara individu dengan masyarakat.
Tema ini berfokus pada dengan hubungan antara kebebasan individu
dan masyarakat, dimana norma-norma sosial membatasi perilaku tiap individunya,
tapi pada akhirnya tiap individu-lah yang menentukan pilihan yang ada dalam
sosial kemasyarakatannya. Fokus dari tema ini adalah untuk menjelaskan mengenai
keteraturan dan perubahan dalam proses sosial. Asumsi-asumsi yang berkaitan
dengan tema ini adalah : Orang dan kelompok masyarakat dipengaruhi oleh proses
budaya dan sosial, Struktur sosial dihasilkan melalui interaksi social.
C.
Herbert Blumer
Herbert Blumer
mengawali pemikirannya mengenai interaksi simbolik dengan tiga dasar pemikiran
penting sebagai berikut:
a. Manusia berprilaku terhadap hal-hal berdasarkan
makna yang dimiliki hal-hal tersebut baginya.
b. Makna hal-hal itu berasal dari, atau muncul
dari, interaksi sosial yang pernah dilakukan dengan orang lain.
c. Makna-makna itu dikelola dalam, dan diubah
melalui, proses penafsiran yang dipergunakan oleh orang yang berkaitan dengan
hal-hal yang dijumpainya.
BAB VI
MODEL KOMUNIKASI
A.
Fungsi
Dan Manfaat Model
Model merupakan gambaran yang sederhana
dari proses komunikasi yang memperlihatkan kaitan antara satu komponen
komunikasi dengan komponen lainnya. Oleh karena itu model komunikasi memiliki
tiga fungsi seperti yang diungkapkan oleh Gordon Wiseman dan Larry Barker dalam
Mulyana (2003), yaitu :
1.
Melukiskan proses komunikasi
2.
Menunjukkan hubungan visual
3.
Memperbaiki kemacetan komunikasi
(membantu menemukan dan memperbaiki kemacetan komunikasi)
Setiap pembuatan model tentunya memiliki
beberapa manfaat. Raymond S. Ross menjelaskan beberapa keuntungan model, antara
lain :
1.
Model memberikan anda penglihatan yang
lain, berbeda dan lebih dekat.
2.
Model menyediakan kerangka rujukan untuk
memikirkan masalah.
3.
Model mungkin menyarankan kesenjangan
informasional yang tidak sgera tampak dan konsekuensinya dapat menyarankan
tindakan yang berhasil. Dengan kata lain kegagalan dapat memberi petunjuk
mengenai kekurangan model
4.
Menyoroti problem abstraksi.
5. Menyatakan
problem dalam bahasa simbolik bila terdapat peluang untuk menggunakan gambar
atau symbol.
B. Model Dasar Komunikasi
Komunikasi bersifat dinamis,
oleh karenanya model komunikasi berkembang dengan pesat hingga mencapai ratusan
model, namun disini kita hanya akan membahas beberapa model yang sangat popular
:
Model Stimulus – Respons
Model ini
merupakan model komunikasi paling dasar. Model ini menunjukkan komunikasi
sebagai suatu proses “aksi – reaksi” yang sangat sederhana. Sebagai contoh bila
seorang tersenyum kepada kita, maka kita akan membalas senyumannya, atau bila
seseorang melotot kepada kita, maka kita akan merasa takut.
Stimulus respon
Model S – R
mengasumsikan bahwa kata-kata verbal (lisan dan tulisan), isyarat-isyarat
nonverbal, gambar-gambar dan tindakan tentunya akan merangsang orang lain untuk
memberikan respon dengan cara tertentu.
C.
Lasswell’s
Model
Model ini menggambarkan komunikasi dalam ungkapan who, says what, in which channel, to whom, with what
effect atau dalam bahasa Indonesia
adalah, siapa, mengatakan apa, dengan medium apa, kepada siapa, pengaruh apa? Model ini menjelaskan tentang proses
komunikasi dan fungsinya terhadap masyarakat.
Lasswell berpendapat bahwa di dalam komunikasi
terdapat tiga fungsi. Yaitu :
a.
pertama
adalah pengawasan lingkungan, yang mengingatkan anggota
– anggota masyarakat akan bahaya dan peluang dalam lingkungan.
b.
Kedua adalah korelasi berbagai bagian
terpisah dalam masyarakat yang merespon lingkungan.
c.
Ketiga adalah transmisi warisan
sosial dari suatu generasi ke generasi lainnya.
Model
ini sering digunakan pada komunikasi massa.
·
Who menjadi pihak yang mengeluarkan dan menyeleksi berita.
· says what adalah
bahan untuk menganalisa pesan itu.
· In which channel adalah
media.
·
To whom adalah khalayak.
·
with what effect adalah pengaruh yang diciptakan pesan dari media massa
kepada pembaca, pendengar, dan pemirsa.
Sama seperti model komunikasi lainnya, model ini juga
mendapat kritik. Hal itu dikarenakan model ini terkesan seperti menganggap
bahwa komunikator dan pesan itu selalu mempunyai tujuan. Model ini juga
dianggap terlalu sederhana. Tapi, sama seperti model komunikasi yang baik
lainnya, model ini hanya fokus pada aspek-aspek penting dalam komunikasi.
D. Model
Osgood dan Schramm
- Jika model Shannon dan Weaver merupakan proses linear, model Osgood dan Schramm dinilai sebagai sirkular dalam derajat yang tinggi.
- Perbedaan lainnya ialah apabila Shannon dan Weaver menitikberatkan perhatiannya langsung kepada saluran yang menghubungkan pengirim (sender) dan penerima (receiver) atau dengan perkataan lain komunikator dan Komunikan. Schramm dan Osgood menitikberatkan pembahasannya pada perilaku pelaku-pelaku utama dalam proses komunikasi.
- Shannon dan Weaver membedakan source dengan transmitter dan antara receiver dengan destination. Dengan kata lain, dua fungsi dipenuhi pada sisi pengiriman (transmitting) dan pada sisi penerimaan (receiving) dari proses.
- Pada Schramm dan Osgood ditunjukkan fungsinya yang hampir sama. Digambarkannya dua pihak berperilaku sama, yaitu encoding atau menjadi, decoding atau menyandi balik, dan interpreting atau menafsirkan.
E.
S-O-R
Theory (Teori S-O-R)
- Teori S-O-R sebagai singkatan dari Stimulus – Organism – Response ini semula berasal dari psikologi.
- Kalau kemudian menjadi juga teori komunikasi, tidak mengherankan, karena objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponenkomponen: sikap, opmi, perilaku, kognisi, afeksi dan konasi.
- Menurut stimulus response ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan.
- Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah :
1.
Pesan (stimulus, S)
2.
Komunikan (Organism, O)
3.
Efek (Response; R)
- Dalam proses komunikasi berkenaan dengan perubahan sikap adalah aspek “how” bukan “what” dan “why”. Jelasnya how to communicate, dalam hal ini how to change the attitude, bagaimana mengubah sikap komunikan.
- Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula.
- Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada Perhatian dari komunikan.
- Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya.
- Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.
F. S-M-C-R Model (Model S-M-C-R)
- Rumus S-M-C-R adalah singkatan dari istilah-istilah : S singkatan dari Source yang berarti sumber atau komunikator; M singkatan dari Message yang berarti pesan; C singkatan dari Channel yang berarti saluran atau media, sedangkan R singkatan dari Receiver yang berarti penerima atau komunikan.
- Jangan keliru dengan singkatan pada Teori S-O-R, di mana S adalah singkatan dari Stimulus yang berarti pesan; sedangkan R adalah singkatan dari Response yang dalam bahasa Indonesia diartikan respons atau tanggapan atau reaksi.
- Baik S-M-C-R maupun S-O-R adalah proses komunikasi.
- Khusus mengenai istilah Channel yang disingkat C pada rumus S-M-C-R itu yang berarti saluran atau media, komponen tersebut menurut Edward Sappir mengandung dua pengertian, yakni primer dan sekunder.
- Media sebagai saluran primer adalah lambang, misalnya bahasa, kial (gesture), gambar atau warna, yaitu lambang-lambang yang diperguna-kan khusus dalam komunikasi tatap muka (face-to-face communication), sedangkan media sekunder adalah media yang berwujud, baik media massa, misalnya surat kabar, televisi atau radio, maupun media nir – massa, misalnya, surat, telepon, atau poster.
- Jadi, komunikator pada komunikasi tatap muka hanya menggunakan satu media saja, misalnya bahasa, sedangkan pada komunikasi bermedia seorang komunikator, misalnya wartawan, penyiar atau reporter menggunakan dua media, yakni media primer dan media sekunder, jelasnya bahasa dan sarana yang ia operasikan.
BAB VII
KOMUNIKASI VERBAL dan NONVERBAL
A.
Komunikasi Verbal
Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang
menggunakan satu kata atau lebih. Bahasa dapat juga dianggap sebagai
sistem kode verbal. Bahasa dapat didefinisikan sebagai seperangkat simbol,
dengan aturan untuk mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, yang digunakan dan
dipahami suatu komunitas.
1) Asal – Usul Bahasa
Hingga kini belum ada suatu teori pun yang diterima luas
mengenai bagaimana bahasa itu muncul di permukaan bumi? Ada dugaan kuat bahasa
nonverbal muncul sebelum bahasa verbal. Teoritikus kontemporer mengatakan bahwa
bahasa adalah ekstensi perilaku sosial. Lebih dari itu, bahasa ucap bergantung
pada perkembangan kemampuan untuk menempatkan lidah secara tepat di berbagai
lokasi dalam sistem milik manusia yang memungkinkannya membuat berbagai suara
kontras yang diperlukan untuk menghasilkan ucapan. Kemampuan ini mungkin
berhubungan dengan kemampuan manusia lebih awal untuk mengartikulasikan
isyarat-isyarat jari-jemari dan tangan yang memudahkan komunikasi nonverbal.
Sekitar 10.000 tahun Sebelum Masehi mereka menemukan
cara-cara bertani demi kelangsungan hidup mereka. Pendek kata, homo sapiens
semakin makmur dari abad ke abad, karena mereka memiliki lebih banyak
pengetahuan untuk bertahan hidup dan mengembangkan budaya mereka, yang kemudian
mereka wariskan kepada generasi berikutnya. Mereka tidak hanya menggarap tanah
dan beternak, tetapi juga mengembangkan teknologi, termasuk penggunaan logam,
anyaman, roda, kerekan dan barang tembikar.
Mereka juga punya waktu untuk bersenang-senang, membuat
inovasi dan berkompetensi. Namun, mereka belum dapat menulis. Sementara itu,
bahasa pun semakin beraneka ragam. Cara bicara baru berkembang ketika
orang-orang menyebar ke kawasan-kawasan baru tempat mereka menemukan dan
mengatasi problem-problem baru. Bahasa-bahasa lama pun terus berevolusi dari
generasi ke generasi. Semuanya telah merekam hasil peradaban manusia untuk disempurnakan
lagi oleh generasi-generasi mendatang lewat kemampuan mereka dalam berbahasa.
2)
Fungsi Bahasa
Jalaluddin Rakhmat, mendefinisikan
bahasa secara fungsional dan formal.
Secara
fungsional, bahasa diartikan sebagai alat yang dimiliki bersama untuk
mengungkapkan gagasan. Ia menekankan dimiliki bersama, karena bahasa
hanya dapat dipahami bila ada kesepakatan di antara anggota-anggota kelompok
sosial untuk menggunakannya.
Secara formal,
bahasa diartikan sebagai semua kalimat yang terbayangkan, yang dapat dibuat
menurut peraturan tatabahasa. Setiap bahasa mempunyai peraturan bagaimana
kata-kata harus disusun dan dirangkaikan supaya memberi arti. Kalimat dalam
bahasa Indonesia Yang berbunyi ”Di mana saya dapat menukar uang?” akan disusun
dengan tatabahasa bahasa-bahasa yang lain sebagai berikut:
·
Inggris: Dimana dapat saya menukar
beberapa uang? (Where
can I change some money?).
·
Perancis: Di mana dapat saya menukar
dari itu uang? (Ou puis-je change de l’argent?).
·
Jerman: Di mana dapat saya sesuatu uang
menukar? (Wo kann ich etwasGeld wechseln?).
- Spanyol: Di mana dapat menukar uang? (Donde puedo cambiar dinero?).
B.
Komunikasi
Non-Verbal
Komunikasi
nonverbal adalah komunikasi yang menggunakan pesan-pesan nonverbal. Istilah
nonverbal biasanya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi di
luar kata-kata terucap dan tertulis. Secara teoritis komunikasi nonverbal dan
komunikasi verbal dapat dipisahkan. Namun dalam kenyataannya, kedua jenis
komunikasi ini saling jalin menjalin, saling melengkapi dalam komunikasi yang
kita lakukan sehari-hari.
1) Fungsi Pesan
Nonverbal.
Mark L. Knapp (dalam Jalaludin, 1994),
menyebut lima fungsi pesan nonverbal yang dihubungkan dengan pesan verbal:
- Repetisi, yaitu mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan secara verbal. Misalnya setelah mengatakan penolakan saya, saya menggelengkan kepala.
- Substitusi, yaitu menggantikan lambang-lambang verbal. Misalnya tanpa sepatah katapun kita berkata, kita menunjukkan persetujuan dengan mengangguk-anggukkan kepala.
- Kontradiksi, menolak pesan verbal atau memberi makna yang lain terhadap pesan verbal. Misalnya anda ’memuji’ prestasi teman dengan mencibirkan bibir, seraya berkata ”Hebat, kau memang hebat.”
- Komplemen, yaitu melengkapi dan memperkaya makna pesan nonverbal. Misalnya, air muka anda menunjukkan tingkat penderitaan yang tidak terungkap dengan kata-kata.
- Aksentuasi, yaitu menegaskan pesan verbal atau menggarisbawahinya. Misalnya, anda mengungkapkan betapa jengkelnya anda dengan memukul meja.
2) Klasifikasi Pesan NonVerbal
Jalaludin Rakhmat mengelompokkan
pesan-pesan nonverbal sebagai berikut:
- Pesan kinesik. Pesan nonverbal yang menggunakan gerakan tubuh yang berarti, terdiri dari tiga komponen utama: pesan fasial, pesan gestural, dan pesan postural.
Pesan fasial
menggunakan air muka untuk menyampaikan makna tertentu. Berbagai penelitian
menunjukkan bahwa wajah dapat menyampaikan paling sedikit sepuluh kelompok
makna: kebagiaan, rasa terkejut, ketakutan, kemarahan, kesedihan, kemuakan,
pengecaman, minat, ketakjuban, dan tekad. Leathers (1976) menyimpulkan
penelitian-penelitian tentang wajah sebagai berikut: a. Wajah mengkomunikasikan
penilaian dengan ekspresi senang dan taksenang, yang menunjukkan apakah komunikator
memandang objek penelitiannya baik atau buruk; b. Wajah mengkomunikasikan
berminat atau tak berminat pada orang lain atau lingkungan; c. Wajah
mengkomunikasikan intensitas keterlibatan dalam situasi situasi; d. Wajah
mengkomunikasikan tingkat pengendalian individu terhadap pernyataan sendiri;
dan wajah barangkali mengkomunikasikan adanya atau kurang pengertian.
Pesan gestural
menunjukkan gerakan sebagian anggota badan seperti mata dan tangan untuk
mengkomunikasi berbagai makna.
Pesan postural
berkenaan dengan keseluruhan anggota badan, makna yang dapat disampaikan
adalah: a. Immediacy yaitu ungkapan kesukaan dan ketidak sukaan terhadap
individu yang lain. Postur yang condong ke arah yang diajak bicara menunjukkan
kesukaan dan penilaian positif; b. Power mengungkapkan status yang tinggi pada
diri komunikator. Anda dapat membayangkan postur orang yang tinggi hati di
depan anda, dan postur orang yang merendah; c. Responsiveness, individu dapat
bereaksi secara emosional pada lingkungan secara positif dan negatif. Bila
postur anda tidak berubah, anda mengungkapkan sikap yang tidak responsif.
- Pesan proksemik disampaikan melalui pengaturan jarak dan ruang. Umumnya dengan mengatur jarak kita mengungkapkan keakraban kita dengan orang lain.
- Pesan artifaktual diungkapkan melalui penampilan tubuh, pakaian, dan kosmetik. Walaupun bentuk tubuh relatif menetap, orang sering berperilaku dalam hubungan dengan orang lain sesuai dengan persepsinya tentang tubuhnya (body image). Erat kaitannya dengan tubuh ialah upaya kita membentuk citra tubuh dengan pakaian, dan kosmetik.
- Pesan paralinguistik adalah pesan nonverbal yang berhubungan dengan dengan cara mengucapkan pesan verbal. Satu pesan verbal yang sama dapat menyampaikan arti yang berbeda bila diucapkan secara berbeda. Pesan ini oleh Dedy Mulyana (2005) disebutnya sebagai parabahasa.
- Pesan sentuhan dan bau-bauan.
Alat penerima
sentuhan adalah kulit, yang mampu menerima dan membedakan emosi yang
disampaikan orang melalui sentuhan. Sentuhan dengan emosi tertentu dapat mengkomunikasikan:
kasih sayang, takut, marah, bercanda, dan tanpa perhatian.
Bau-bauan,
terutama yang menyenangkan (wewangian) telah berabad-abad digunakan orang, juga
untuk menyampaikan pesan –menandai wilayah mereka, mengidentifikasikan keadaan
emosional, pencitraan, dan menarik lawan jenis.
BAB
VIII
TATARAN
KOMUNIKASI
Tataran komunikasi di sebut juga dengan penggolongan
berdasarkan kategori jumlah manusia yang mana dalam kategori tersebut di bagi
lagi menjadi:
1.
Komunikasi
intrapribadi.
Komunikasi intrapribadi adalah komunikasi dengan
diri kita sendiri sebagaimana contohnya melamun,menghayal,berdiam
diri,berfikir,betanya pada diri sendiri.
2.
Komunikasi
antarpribadi.
Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi antar 2dan
3 orang dan bisa langsung bertatap muka dengan teman bicara,dan tidak boleh
lebih dari tiga
3.
komunikasi
kelompok
Kominkasi kelompok adalah komunikasi yang lebih dari
tiga orang dan bisa di sebut dengan komuikasi kelompok keci; seperti komunikasi
dengan keluarga,tetangga, teman,dan komunikasi dalam bentuk kelompok diskusi.
4.
Komunikasi
Publik.
Komunikasi publik di sebut juga komunikasi
dalam kelompok besar dan melibatkan
orang banyak,karena membahas hal-hal besar dan untuk kepentingan bersama,
seperti:rapat akbar,tabligh akbar,kuliah umum dan lain lain.
5.
Komunikasi
Organisasi
Komunikasi ini mempunyai dua sifat yaitu : - formal
- informal
Dan komunikasi bersifat formal itu adalah komunikasi
yang telah berstruktur menurut organisasi,sementara komunikasi yang informal
komunikasi yang terjadi di luar struktur organisasi.dan komunikasi ini hanya
ada di dalam sebuah organisasi
6.
Komunikasi
Massa.
Komunikasi ini juga berkomunikasi dengan orang
banyak akan tetapi tersebar dalam geografis yang luas dan mempunyai perhatian
dan minat terhadap isu yang sama. Dan komunikasi massa ini menggunakan
radio,televisi surat kabar,majalah dan alat-alat lain yang bisa di jadikan
untuk penyebararan isu-isu tersebut.
Dan itulah tataran komunikasi yang di mulai dari
komunikasi intrapribadi kemudian beranjak
ke komunikasi antarpribadi kemudian beranjak ke komunikasi kelompok
kemudian beranjak ke komunikasi publik dan beranjak ke komunikasi organisasi
hingga akhirnya berada di komunikasi paling atas yaitu komunikasi massa.
BAB
IX
KOMUNIKASI
ANTAR BUDAYA
A.
Pengertian
Komunikasi secara umum
Komunikasi merupakan
proses penyampaian suatu pesan dalam bentuk lambang bermakna sebagai paduan
pikiran dan perasaan berupa ide, informasi, kepercayaan, harapan, himbauan dan
sebagainya, yang dilakukan kepada orang lain baik langsung secara tatap muka
maupun tidak langsung melalui media dengan tujuan mengubah sikap,
B.
Teori Komunikasi Antarbudaya
Komunikasi antarbudaya
memiliki tema pokok yang membedakannya dari studi komunikasi lainnya, yaitu
perbedaan latar belakang pengalaman yang relatif besar antara para
komunikatornya, yang disebabkan perbedaan kebudayaan. Konsekuensinya, jika ada
dua orang yang berbeda budaya maka akan berbeda pula komunikasi dan makna yang
dimilikinya. Istilah antarbudaya pertama kali diperkenalkan oleh Edward T.Hall
pada tahun 1959. namun demikian, Hall tidak menerangkan pengaruh perbedaan
budaya terhadap proses komunikasi antarpribadi. Perbedaan antarbudya dalam
berkomunikasi baru dijelaskan David K.Berlo melalui bukunya The Process of
Communication (An Introduction to Theory and Practice)
Ada beberapa unsur
budaya dalam komunikasi antarbudaya yaitu:
1.
Persepsi
Persepsi adalah proses
internal yang kita lakukan untuk memilih, mengevaluasi dan mengorganisasikan
rangsangan dari lingkungan eksternal.
2.
Proses
Verbal
Proses
verbal tidak hanya meliputi bagaimana berbicara dengan orang lain, namun juga
kegiatan-kegiatan internal berpikir dan pengembangan makna bagi kata0kata yang
digunakan. Proses-proses ini secara vital berhubungan dengan proses pemberian
makna saat melakukan komunikasi antarbudaya:
a. Bahasa Verbal
Bahasa merupakan alat
utama yang digunakan oleh budaya untuk menyalurkan kepercayaan, nilai dan
norma.
b. Pola Pikir
Pola pikir suatu budaya
mempengaruhi bagaimana individu-individu dalam budaya tersebut berkomunikasi,
yang pada gilirannya akan mempengaruhi bagaimana setiap orang akan merespon
individu-individu dari budaya lain.
3.
Proses
Nonverbal
Proses-proses
nonverbal merupakan alat utama untuk bertukar pikiran dan gagasan, namun proses
ini sering diganti dengan proses nonverbal, yang biasanya dilakukan melalui
gerak isyarat, ekspresi wajah, pandangan mata, dan lain-lain. Lambang-lambang
tersebut dan respon-respon yang ditimbulkannya merupakan bagian dari pengalaman
budaya. Budaya mempengaruhi kita dalam mengirim, menerima dan merespon
lambang-lambang tersebut.
a. Perilaku
Nonverbal
Kebanyakan komunikasi
nonverbal berlandaskan budaya, apa yang dilambangkannya merupakan hal yang
telah disebarkan budaya kepada anggota-anggotanya. Kebanyakan komunikasi
nonverbal berlandaskan budaya, apa yang dilambangkannya merupakan hal yang
telah disebarkan budaya kepada anggota-anggotanya.
b.
Konsep Waktu
Waktu
merupakan komponen budaya yang penting. Konsep waktu pada suatu budaya
merupakan filasafatnya tentang masa lalu, masa sekarang, masa depan, dan
pentingnya atau kurang pentingnya waktu. Terdapat banyak perbedaan mengenai
konsep waktu antara budaya yang satu dengan budaya yang lain, yang mempengaruhi
komunikasi.
c. Penggunaan Ruang
Cara seseorang menggunakan ruang sebagai bagian dalam komunikasi
disebut dengan prosemik. Prosemik tidak hanya meliputi jarak antara orang-orang
yang terlibat dalam percakapan, tetapi juga orientasi fisik mereka.
Hambatan-hambatan
yang timbul dalam komunikasi antarbudaya atara lain disebabkan oleh:
Prasangka Sosial
Prasangka sosial
merupakan sikap perasaan orang-orang terhadap golongan tertentu, golongan ras
atau kebudayaan yang berlainan dengan golongannya. Prasangka sosial terdiri
dari sikap sosial yang negatif terhadap golongan lain dan mempengaruhi
perilakunya terhadap golongan tersebut.
Ada tiga faktor penentu prasangka yang
diduga mempengaruhi komunikasi antarbudaya menurut Poortinga (dalam Liliweri,
2001: 176), yaitu:
a. Stereotip Stereotip
dapat diartikan sebagai suatu sikap atau karakter yang dimiliki oleh seseorang
untuk menilai orang lain semata-mata berdasarkan kelas atau pengelompokan yang
dibuatnya sendiri dan biasanya bersifat negatif.
b.
Jarak Sosial
Jarak sosial merupakan
perasaan untuk memisahkan seseorang atau kelompok tertentu berdasarkan tingkat
penerimaan seseorang terhadap orang lain.
c.
Sikap Diskriminasi
Secara
teoritis Doob menyatakan bahwa diskriminasi dapat dilakukan melalui
kebijaksanaan untuk mengurangi, memusnahkan, menaklukkan, memindahkan,
melindungi secara legal, menciptakan pluralisme budaya, dan tindakan asimilasi
terhadap kelompok lain. Ini juga berarti bahwa sikap diskriminasi tidak lain
dari suatu kompleks berpikir, berpersaan, dan kecenderungan untuk berperilaku
maupun bertindak dalam bentuk negatif maupun
positif. Sikap ini dapat mempengaruhi
efektifitas komunikasi antaretnik (Liliweri, 2001: 178).
Dari beberapa
penelitian tentang diskriminasi, dapat disimpulkan bahwa diskriminasi terjadi
karena: (1) alasan historis, seperti kebanggaan atas kejayaan suatu etnik; (2)
sistem nilai yang berbeda antara etnis mayoritas dan minoritas; (3) pola
kerjasamal (4) pola pemukiman yang berbeda, seperti Timur dan Barat, urban
dengan rural; (5) faktor sosial budaya, ekonomi, agama yang memerlukan
perbedaan perlakuan; dan prestise suatu kelompok.
Prasangka
sosial sendiri muncul karena didasari oleh 3 hal yaitu:
a. Etnosentrisme yaitu
merasa etniknya sendiri yang paling baik
b. Terlalu mudah
menganalisir perilaku etnik lain dengan pengetahuan dan pengalamannya yang
terbatas
c.
Cenderung memilih stereotip yang mendukung kepercayaannya tentang hubungan dan
hak-hak istimewa apa yang harus dimiliki.
BAB X
FAKTOR-FAKTOR
PENUNJANG KOMUNIKASI EFEKTIF
Wilbur Schramm dalam karyanya yang sudah tua tetapi
terkenal itu, yakni “How Communication
Works”, pernah menhetengahkan apa yang ia namakan the
condition of success in communication, yang secara gamblang dapat
diringkaskan sebagai berikut : ( Dinamika Komunikasi, Effendy 2004 : 32)
1.
Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa
sehingga menarik perhatian komunikan.
2.
Pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju kepada
pengalaman yang sama antara komunikan dan komunikator sehingga sama-sama
mengerti.
3.
Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan
menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut.
4.
Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh
kebutuhan tersebut yang layak bagi situasi kelompok di mana komunikan berada
pada saat ia digerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki.
DAFTAR PUSTAKA
Vardiansyah, Dani. Pengantar ilmu komunikasi
Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi:
Suatu Pengantar. Bandung. Remaja Rosdakarya.
Rakhamat , Jalaludin. 1994. Psikologi
Komunikasi. Bandung. Remaja
Rosdakarya.
Effendy, Onong Uchjana. 2000. Ilmu Teori & filsafat Komunikasi. Bandnung.
Citra Aditya
0 komentar:
Posting Komentar