Dia yang senang
duduk ogkah di kursi yang di sediakan, dia yang sedang tertawa saat di luar
sana tak berdaya. Ini lah kenyataan yang terjadi di negeri tercinta. Sudah lama
merasakan hal yang tak pernah bisa di lewatkan. Melihat, namun bagai tak
mendengar. Berawal dari pemimpin jaman dulu sampai sekarang pewaris tahta di
negeri tercinta masih berjalan dengan apik dan mulus.
Berkedokan
tahta sang promotor terdahulu, berkedokan sang pemimpin yang sedang duduk, ini
semua cara mereka menikmati hal yang seharusnya dapat dinikmati oleh semua
orang. Hiruk pikuk dunia perpolitikan di Indonesia sangat beragam penuh dengan
warna-warni peran Sang Legenda. Beberapa partai menyimbolkan diri sebagai
pahlawan yang akan menjadi pembela rakyatnya, tapi di balik itu semua masih
banyak janji para pahlawan itu yang tak pernah di tepati.
Hari ini,
mereka “rakyat” meminta janji yang pernah di buat. Sekarang kembali mereka
menawarkan janji untuk masa depan. Indonesia negeri penuh dengan orang – orang
terpelajar, penuh dengan orang-orang pintar. Tapi itu semua di gunakan untuk
membodohi rakyat yang kurang pandai.
Hari ini dia
telah duduk ongkah di atas sana, suara kami yang menghantarkannya dan kami
berharap dengan hati tulus dan rela untuk memperjuangkan rakyatnya. Mendekati
ini semua banyak partai-partai yang mengambing hitamkan kegagalan-kegagalan
terdahulunya. Apakah benar ini semua salah orang–orang yang terdahulu?
Tidak semua
kesalahan yang sekarang terjadi di lakukan oleh orang-orang terdahulu, tidak
mungkin adanya sekarang kalau tidak ada orang terdahulu yang memeprjuangkan,
tidak akan ada yang menjadi pahlawan jika terdahulu tidak ada kesalahan. Tapi
bukan kesalahan yang diharapkan. Sehingga beberapa orang memanfaatkan itu semua
untu kambing hitam.
Padahal, jika
memang mereka sudah tau dari awal, kenapa harus menunggu pemerintah melakukan
kesalahan dan kenapa tidak memberikan pendapat atau turun langsung tanpa
mengaharapkan penghormatan yang berlebihan.
Pemimpin sebagai sosok yang di dambakan seluruh
rakyat Indonesia. Siapa sosok itu? apakah tuhan memang masih menyimpan sosok
yang memang pantas duduk di atas sana yang akhirnya mendengar semua suara kami.
Sampai saat ini dimana kami sudah pernah mempunyai berbagai pemimpin dari
kalangan yang berbeda-beda, tapi apa daya, bahkan harapan kami semua belum
terwujud maksimal.
Kerja keras yang kau lakukan untuk duduk dan
berjanji menyuarakan suara kami di atas sana, apa ini hanya sebuah permainan?
Banyak sekali hal yang tidak kami mengerti di balik layar Pewaris Tahta. Tarian
dan nyanyian kemenangan telah kau suarkan namun suara dan jeritan kami sama
sekali tak kau hiraukan. Apa kami salah meminta sedikit belas dan kasih mu? Apa
kamisalah memintamu sedikit berbagi kesenangan dengan kami? Dan APA KAMI SALAH MEMILIHMU?
0 komentar:
Posting Komentar