Rabu, 03 September 2014

Aku, Mereka dan Dia (Desha Mughni Alifya Effendy)


Belum terlalu lama aku mengenalnya, belum lama mereka memahaminya namun ia telah jauh tak bisa kami gapai. Semua cerita, kisah dan mimpi terhapus dengan taburan bunga yang menghiasi kepergiannya. Sosok nya yang selalu memecah kesepian kelas pun kini hilang terasa hambar dan tanpa warna. Dia lah sang bijak didalam sikap manjanya, dia lah yang selalu memperhatikan kami semua.
Wahai Sang Maha Pencipta apakah Engkau lebih sayang terhadapnya sehingga dia kau tempatkan disisi-Mu terlebih dahulu dari kami semua? Wahai Sang Maha Penyayang terlalu cepat Kau ambil dia dari kami karena kami belum memberikan apa yang terbaik untuknya.
Suaranya yang “cempreng” selalu terngiang di telinga ku dan mereka, inilah hal yang sangat kami rindukan terhadapnya. Kami tak berdaya saat mendengar dan belum sempat memberikan ucapan selamat tinggal terhadapnya. Kami tak menyesali apa yang terjadi, namun kami hanya tak percaya tak ada lagi yang mampu memecah kesepian kami disaat hari-hari yang melelahkan buat kami, tak ada lagi yang membuat kami tertawa disaat panas nya emosi  menghampiri kami.
Hal-hal terakhir yang kami ingat ialah disaat masa-masa dimana kami sangat sibuk mempersiapkan ujian, ia sangat bersemangat walaupun ia tau tak ada yang bisa ia lakukan lebih. Semuanya terpecah saat mendengar dia telah pergi dan meninggalkan kami semua.
Satu tahun aku, mereka mengenal dia, satu tahun aku, mereka dan dia selalu bersama namun disaat-saat terakhir baginya kami tak ada disampingnya. Kami hanya bisa berdoa untuknya ”berikan tempat yang terbaik untuknya dan berada di tempat yang terindah disisi-Mu, Tuhan..”  

“Selamat tinggal sahabat suaramu, sikap manja mu akan selalu kami ingat, kami  ikhlas untuk mu”

Desha Mughni Alifya Effendi
(14 Desember 1994 – 02 September 2014)
Calam Rahmat (1994 ~ 2123)

0 komentar:

Posting Komentar