Belum
terlalu lama aku mengenalnya, belum lama mereka memahaminya namun ia telah jauh
tak bisa kami gapai. Semua cerita, kisah dan mimpi terhapus dengan taburan
bunga yang menghiasi kepergiannya. Sosok nya yang selalu memecah kesepian kelas
pun kini hilang terasa hambar dan tanpa warna. Dia lah sang bijak didalam sikap
manjanya, dia lah yang selalu memperhatikan kami semua.
Wahai Sang
Maha Pencipta apakah Engkau lebih sayang terhadapnya sehingga dia kau tempatkan
disisi-Mu terlebih dahulu dari kami semua? Wahai Sang Maha Penyayang terlalu
cepat Kau ambil dia dari kami karena kami belum memberikan apa yang terbaik
untuknya.
Suaranya
yang “cempreng” selalu terngiang di
telinga ku dan mereka, inilah hal yang sangat kami rindukan terhadapnya. Kami
tak berdaya saat mendengar dan belum sempat memberikan ucapan selamat tinggal
terhadapnya. Kami tak menyesali apa yang terjadi, namun kami hanya tak percaya
tak ada lagi yang mampu memecah kesepian kami disaat hari-hari yang melelahkan
buat kami, tak ada lagi yang membuat kami tertawa disaat panas nya emosi menghampiri kami.
Hal-hal
terakhir yang kami ingat ialah disaat masa-masa dimana kami sangat sibuk
mempersiapkan ujian, ia sangat bersemangat walaupun ia tau tak ada yang bisa ia
lakukan lebih. Semuanya terpecah saat mendengar dia telah pergi dan
meninggalkan kami semua.
Satu tahun
aku, mereka mengenal dia, satu tahun aku, mereka dan dia selalu bersama namun
disaat-saat terakhir baginya kami tak ada disampingnya. Kami hanya bisa berdoa untuknya
”berikan tempat yang terbaik untuknya dan
berada di tempat yang terindah disisi-Mu, Tuhan..”
“Selamat tinggal sahabat suaramu, sikap manja mu akan
selalu kami ingat, kami ikhlas untuk mu”
Desha Mughni Alifya Effendi
(14 Desember 1994 – 02
September 2014)
|
Calam Rahmat (1994 ~ 2123)
0 komentar:
Posting Komentar