Jurnalistik

Curug Cilengkrang Jurnalistik 2013

Writer

Menulislah selagi kau mampu

Jurnalistik A 2013

at Dragon Village

Selasa, 04 Maret 2014

Perkembangan Penyiaran Di Indonesia

Image : http://google.com/



Dalam beberapa dekade terakhir Jurnalisme penyiaran mulai berkembang dengan begitu pesat, tidak di pungkiri beberapa media yang terlibat di dalamnya antara lain radio, televisi, bahakan media online sekalipun sudah banyak melakukan perubahan yang signifikan. Di Indonesia sendiri juranlisme penyiaran sudah mulai berkembang tidak sama halnya dengan pada saat dulu.
Gambaran singkatnya  radio pertama kali masuk ke Indonesia dan melakukan penyiaran secara resmi sekitar tahun 1945, saat itu bernama RRI (Radio Republik Indonesia) tepat pada tanggal 11 September 1945 resmi didirikan, oleh para tokoh yang sebelumnya aktif mengoperasikan beberapa stasiun radio Jepang.
Radio pada saat itu merupakan titik fital dan satu-satunya media yang dapat menginformasikan berbagai hal dalam lingkup yang luas, namun semakin berkembangnya teknologi di berbagai media penyiaran yang tadinya kita hanya bisa mendengarkan suaranya saja kali ini sudah tergeserkan oleh media yang notabene sudah dapat menampilakan gamabar/foto sumber yang di beritakan.
Radio pada saat sekarang ini mulai sedikit tergeser oleh media yang lebih bisa menggambarkan secara nyata dan dapat dilihat oleh kita, namun tak sedikit dari beberapa stasiun radio yang masih beroperasi sampai sekarang dan memiliki beberapa penggemar tidak hanya orang-orang yang sudah terbilang tua namun remaja pun mulai menggemari radio.
 karena dalam beberapa siaran radio ada beberapa hal yang sudah berubah, misalnya dalam hal sistem siarannnya. Di hari – hari tertentu di beberapa stasiun radio lebih condong terhadap siaran – siaran remaja. Contohnya ada kala terdapat season dimana kita bias saling “kirim-kirim salam untuk kerabat terdekat” ini membuktikan radio mulai menjamah ke dunia remaja, beda lagi dengan beberapa stasiun yang hanya mengkhususkan untuk siaran “musik”, tidak sedikit dari situ beberapa stasiun mencoba merebut kembali perhatian khalayak luas untuk lebih menggemari radio.
Dari segi penyiarnya juga di beberapa stasiun radio suduah banyak berubah yang tadinya hanya sekedar memberikan informasi kepada khalayak umum namun pada saat ini sudah sering dan banyak hampir di seluruh stasiun radio memeberi kesempatan kepada masyarakat luas untuk memeberikan informasi maupun komentarnya secara langsung, dan tidak sedikit juga sering mendatangkan narasumber di stasiun tersebut.
Dari situ tercermin jelas bahwa perjuangan penyiaran radio begitu terlihat buktinya, mereka tidak hanya monoton dalam segi informasi saja tapi sudah mulai condong ke arah hiburan. Namun dari situ munculah beberapa media yang sekarang kita kenal dengan televisi, media yang sama dengan radio memeberikan informasi, hiburan dsb. Yang membedakan media ini dengan radio ialah dari segi tampilannya, yang sudah pasti TV lebih enak di konsumsi sehari-hari karena kita bisa langsung melihat objek yang sedang di informasikan beda denngan radio.
Televisi mulai masuk ke Indonesia sekitar tahun 1962, disitulah awal mulanya pertelevisian di Indonesia. Dari situ segala informasi yang berkembang mulai di perkenalkan dengan wujud aslinya (gambar/foto). Tapi siaran yang dilakukan pada saat itu lebih mengarah ke siaran nasional karena belum banyak stasiun televisi seperti sekarang ini.
Pada saat sekarang ada beberapa stasiun televisi yang mutu siarannya sedikit berkurang bahkan lebih fokus dengan hiburan semata. Tapi ada beberapa stasiun yang masih mempertahankan gaya penyiarannya ke arah informasi, baik itu politik, sosial, maupun budaya.
Dalam beberapa segi stasiun TV juga banyak melakukan perubahan dalam hal penyampaian informasinya. Misal dari segi News anchor atau pembawa berita dan segi konsep yang  mereka usung, seperti halnya tempat, dari beberapa stasiun banyak melakukan perubahan tempat siaran yang tadinya hanya bertempat di dalam gedung saja kali ini banyak yang sudah melakukannya di luar gedung, seperti di Jalan raya, tempat olahraga, maupun tempat – tempat umum lainnya, walaupun di tempat tersebut tidak banyak hal yang dapat di jadikan berita. Tapi settingan tersebut berupaya menarik khalayak umum untuk lebih menyukai siarannya tersebut. Dari segi pembawa berita nya juga seolah-olah hanya masyarakat biasa, yang tadinya identik dengan pakaian rapih dan memakai jas kali ini beralih dan lebih banyak memakai pakaian yang bisa di bilang sering di pakai sehari-hari.
Dari berbagai acara nya juga banyak yang berubah, cara menyampaikan informasinya juga terkadang disampaikan dengan cara yang unik seperti menggunakan animasi. Dan lagi pada saat sekarang ini stasiun TV sudah sangat berbeda dengan yang dulu, sudah banyaknya siaran-siaran yang sedikit menghibur atau malah kebablasan hiburannya.
Penyiaran juga tak lepas dari yang namanya media online untuk sekarang ini banyak sekali informasi maupun hiburan yang sering didapatkan dari hal tersebut. Apalagi dengan berkembangnya teknologi hampir di seluruh belahan dunia tau akan keadaan indonesia dan juga sebaliknya. Namun dari segi estetika sebagai sebuah informasi yang benar-benar layak untuk di konsumsi oleh kita, media online sudah banyak tercoreng oleh beberapa oknum yang menganggap itu hanya sekedar hiburan semata.
Tidak sedikit dari kita tertipu oleh media online beda halanya dengan radio maupun televisi, walaupun ada beberapa informasi yang salah tapi masih bisa di pertanggung jawabkan karena kita mendengar dan melihatnya secara langsung siapa yang memeberikan informasinya, beda dengan online hanya bisa melihat tulisannya saja walaupun ada nama penulisnya kadang di beberapa tulisan masih ada yang di ragukan karena tidak jelas siapa pengirimnya.
Dari sini di beberapa media TV juga menggunakan penyiaran memakai cara seperti ini, hanya menggunakan media online yang notabene dapat di akses kapanpun dan dimanapun yang memunginkan masyarakat luas tau akan informasi yang terjadi baru-baru ini.
Radio, televisi maupun media online merupakan sarana yang di pergunakan yang seharusnya menyampaikan dan memeberikan informasi kepada masyarakat luas dengan baik dan benar serta menjaga estetika dalam segala penyampaiannya, bukan hanya dominan dengan hiburan semata yang ujung-ujungnya dapat menimbulkan hal negatif di lingkungan luar.

Calam Rahmat (1994 ~ 2123)

Sabtu, 01 Maret 2014

Filosof Awan

image : https://www.google.com
Awan tenang yang tak terdengar,
Karena bentuknya selalu berubah..
Harus rela luluh menjadi rintik hujan..

Bentuknya selalu berubah mengikuti hukum alam,
Jatuh ke sungai..
Mengalir kelaut..
Terus menguap kelangit dan kembali menjadi awan lagi,

Bukankah rintik hujan tak pernah bertanya..
Kenapa mereka harus meninggalkan tata langit,
Saat harus jatuh dan membasuh bukit..

Calam Rahmat (1994 ~ 2123)

Parlemen Pilihanku

image :https://www.google.com
Ini mungkin impian semua warga Negara yang ada di dunia tak di pungkiri aku juga demikian sebagai warga Negara Indonesia dari sejak kurang lebih 20 tahun yang lalu, aku terlahir di Indonesia yang katanya sangat subur dan penuh dengan kemakmuran tapi nyatanya hampir dimana-mana terlihat kekacauan yang timbul dari kurang nya perhatian pemerintah terhadap rakyat kecil.

Lagi dan lagi nama pemerintah tidak bisa dihindari ketika banyak masalah yang terjadi di Indonesia, al hasil kesalah pahaman masih banyak timbul dan perselisihan semakin bebas, apa lagi semenjak kebebasan berpendapat itu di perbolehkan sejak tahun 1999 pada saat itu presiden yang menjabat ialah pak Habibi, sering aku dengar nama itu. kebebasan berpendapat yang seharusnya di pergunakan dengan baik dan bijak, disini malah di pakai untuk mengarah kepada penyudutun antar orang maupun kelompok.

Entah apa yang sedang di pikirkan mereka ketika pendapat yang telah mereka kemukakan tidak di terima dan ujung-ujung nya melakukan hal-hal yang seharusnya tidak wajar dilakukan oleh seorang warga Negara yang baik, apalagi sampai merusak kenyamanan umum. Tidak sedikit para pelaku yang mengatas namakan masyarakat yang butuh keadilan itu dari kalangan akademisi yang tergolong orang – orang aktifis yang sudah mengerti akan segala bentuk tatanan aturan yang ada di Indonesia.

Sangat disayangkan kejadian ini tidak hanya terulang untuk sekali - dua kali saja, apa dengan cara ini semua suara mereka di dengar oleh orang – orang yang duduk santai dengan beralaskan uang rakyat di dalam ruangan ber-AC? Tidak bisa menjamin semua suara mereka di dengar. Tak sedikit orang memandang hal seperti ini sebagai hal yang wajar karena menurut sebagian orang ini adalah cara terkhir dan bisa di sebut sebagai cara paing pamungkas untuk mengetuk hati para wakil rakyat itu.

Saat itu semua terjadi ketika masalah terus melanda dan akhirnya “dia” sosok utama yang katanya menjadi tolak ukur suara kami semua, ketika semua masalah dan cara penyelesaiannya di luar batas kenormalan, diaakan  mulai berbicara dan ketika itu pula suaranya yang sangat di harapkan oleh kami masyarakat yang butuh akan perhatian “anda” , suara bisingan dari segala pihak saat itu terjadi terhiraukan, karena berharap semua keluh kisah ku dan yang lain terdengar olehnya “sang penguasa tanah air tercinta”.

Namun, tidak seperti apa yang di inginkan oleh ku dan yang lain bisa terwujud. Tapi dari situ aku mengerti bahwa dia sangat berusaha. Sekali lagi suara kami semua sangat sulit untuk di dengar, tidak peduli seberapa kerasnya kami melakukan hal ini, ya mungkin mereka mendengar tapi mereka mendengar itu hanya sebagai nyanyian dari para pemalas.

Bukan dia yang duduk manis berlaskan uang rakyat. Kapan aku bisa menikmati manisnya sapaan sang wakil ku di atas sana? Kapan aku bisa melihat senyum wajahnya? Kapan aku bisa mengatakan langsung “kalian memang bukan tuhan, tapi apa harus diam ketika aku dan yang lain menjerit meminta pertolongan” ?

Itu hanya sebagian kecil kalimat yang tidak sepadan dengan penderitaan yang sekarang di alami oleh kami semua. Aku di wajibkan untuk memilih pada tahun ini, memilih wakil ku dan pemimpinku untuk 5 tahun kedepan, tapi sampai saat ini aku belum bisa menentukan siapa dan bagaimana orang yang pantas duduk sebagai “sang penguasa tanah air tercinta”.

Wakil rakyat, sosok yang di dambakan hampir bahkan seluruh masyarakat Indonesia. Siapa sosok itu? apakah tuhan memang masih menyimpan sosok yang memang pantas duduk di atas sana yang akhirnya mendengar semua suara kami. Sampai saat ini dimana kami sudah pernah mempunyai berbagai wakil dari kalangan yang berbeda-beda, tapi apa daya harapanku bahkan harapan kami semua belum terwujud maksimal.

Aku tidak menyesal lahir sebagai warga Negara Indonesia, yang aku sesali hanyalah apa yang telah mereka lakukan dengan segala sistem yang telah mereka ciptakan itu, sudah sejauh mana? Apa lagi yang harus disalahkan?. Ketakutan itu akan datang ketika semua terlihat sangat santai, ya itu pandang kami semua. Tapia apa perlu semua kesalahan itu dilimpahkan kepada kami? Orang – orang yang hanya terima beres dengan segala kerjamu, disana?

Apakah mereka lupa dengan kami? Karena sekarang mereka dapat menikmati segala kesenangan yang sebelumnya mereka harapkan. Kami ijinkan untuk anda menikmati itu semuna tapi kami minta tengok kami yang ada disni, yang awalnya anda memberikan janji dan harapan seakan seorang pahlawan yang datang untuk menyelamatkan kami dalam ruang penjara.

Kerja keras yang kau lakukan untuk duduk dan berjanji menyuarakan suara kami di atas sana, apa ini hanya sebuah permainan? Banyak sekali hal yang tidak aku mengerti di balik layar sang wakil rakyat ku. Parlemen yang kau impikan seperti hal nya kau memimpikan kami untuk memilihmu, parlemen yang kau dambakan tapi tak seperti seruan janji awalmu.

Tarian dan nyanyian kemenangan telah kau suarkan namun suara dan jeritan kami sama sekali tak kau hiraukan. Apa aku dan mereka salah meminta sedikit belas dan kasih mu? Apa aku salah memintamu sedikit berbagi kesenangan dengan kami? Dan APA AKU SALAH MEMILIHMU? /: /:/

Calam Rahmat (1994 ~ 2123)