Jurnalistik

Curug Cilengkrang Jurnalistik 2013

Writer

Menulislah selagi kau mampu

Jurnalistik A 2013

at Dragon Village

Selasa, 22 April 2014

Titipan-Nya


Aku harus siap dengan segala yang di takdirkan-Nya, dengan segala kemampuan yang ku miliki tak cukup kuat untuk menandingi kekuasaan-Nya. Tak pernah ada keraguan sedikitpun tentang segala yang diciptakan-Nya, kesempurnaan yang selalu menyelimuti setiap takdirnya. Sempurna dan selalu memiliki arti dalam segala penciptaan-Nya.
Ciptaan-Nya begitu bersinar di kala malam telah datang dan ia akan selalu mengisi setiap rongga dalam jiwa insan manusia. Berbeda-beda tak ada yang sama dalam setiap Maha Karya yang diciptakan, namuan hanya sadar ketika hal itu terlihat dengan jelas.
Menghiraukan segala yang ada ialah kebiasaan nya, tanpa bersyukur ia lah Maha Karya yang telah di ciptakan dengan segala kesempurnaan dan keindahan. Terkadang, setiap langkah dan gemulai seluruh bagian yang telah di ciptakan tak di gunakan dengan yang terbaik. Keluhan dan kekecewaan selalu menghiasi hampir setiap denyut nadi yang berada di tubuhnya.
Semua itu hanya titipan semata dari Sang Maha Pencipta, yang sudah merancang segala bagian dan fungsi yang akan di gunakan oleh dirinya. Ia tak sadar seluruh tubuhnya bagian dari rancangan terbaik-Nya dan dengan segala kemampuan yang tak dimiliki makhluk ciptaan-Nya yang lain.
Mencari jati diri dan kesenangan duniawi sering dilakukannya tanpa menghiraukan segala teguran yang telah di torehkan di Panduan Hidup yang telah di ciptakan-Nya. Dengan bangga ia melakukan perbuatan yang seharusnya tidak pantas untuk di lakukan. Berfikir hidup hanya sekali ia rela mengorbankan jiwa dan masa depannya untuk menikmati masa-masa muda yang ia jalani sekarang.
Pergaulan, pengenalan, pertemanan, permainan dan percaya diri beberapa pola yang sering di lakukan oleh makhluk yang sempurna yang di ciptakn-Nya. Tak pandang ras, bahasa, agama, budaya bahkan kadang tak pernah pandang Tuhan dengan segala aturan-Nya, ia bergaul, mengenal, berteman, dan bermain-main dengan aturan yang dibuatnya sendiri dengan percaya diri ia menunjukan harta yang paling istimewa kepada makhluk yang semestinya tak pantas melihat hal tersebut.
Penyesalan akan datang saat ia merasa harta yang yang sangat istimewa dalam dirinya telah berpindah tangan kepada orang yang tak bertanggung jawab. Ada saat nya, saat dimana ia halal memeberikan seluruh jiwa dan raganya kepada makhluk yang memang boleh mengambil harta nya yang berharga, karena itu telah di torehkan di dalam Panduan Hidup dirinya.
Ini yang terbaik berjalan kembali ke arah yang semestinya di lalui, menyeleksi yang terbaik dari yang terbaik ialah kunci dari semuanya. Jangan berdalih dengan segala kemunafikan yang dirasakan tapi lawan dengan keyakinan yang dimiliki. Torehkan segala kemampuan dan pengabdian kepada-Nya karena janjinya tak akan pernah Ia ingkari.
Tertulis jelas dalam Panduan Hidup makhluk yang telah di ciptakan-Nya, semuanya di atur dan telah di tetapkan jalan yang terbaik untuk dirimu.
KEMBALILAH SEBELUM KAMU TERLAMBAT DAN MENYESALI SEGALANYA….
Calam Rahmat (1994 ~ 2123)

Selasa, 01 April 2014

Menjadi Sang Pewaris Tahta


Dia yang senang duduk ogkah di kursi yang di sediakan, dia yang sedang tertawa saat di luar sana tak berdaya. Ini lah kenyataan yang terjadi di negeri tercinta. Sudah lama merasakan hal yang tak pernah bisa di lewatkan. Melihat, namun bagai tak mendengar. Berawal dari pemimpin jaman dulu sampai sekarang pewaris tahta di negeri tercinta masih berjalan dengan apik dan mulus.
Berkedokan tahta sang promotor terdahulu, berkedokan sang pemimpin yang sedang duduk, ini semua cara mereka menikmati hal yang seharusnya dapat dinikmati oleh semua orang. Hiruk pikuk dunia perpolitikan di Indonesia sangat beragam penuh dengan warna-warni peran Sang Legenda. Beberapa partai menyimbolkan diri sebagai pahlawan yang akan menjadi pembela rakyatnya, tapi di balik itu semua masih banyak janji para pahlawan itu yang tak pernah di tepati.
Hari ini, mereka “rakyat” meminta janji yang pernah di buat. Sekarang kembali mereka menawarkan janji untuk masa depan. Indonesia negeri penuh dengan orang – orang terpelajar, penuh dengan orang-orang pintar. Tapi itu semua di gunakan untuk membodohi rakyat yang kurang pandai.
Hari ini dia telah duduk ongkah di atas sana, suara kami yang menghantarkannya dan kami berharap dengan hati tulus dan rela untuk memperjuangkan rakyatnya. Mendekati ini semua banyak partai-partai yang mengambing hitamkan kegagalan-kegagalan terdahulunya. Apakah benar ini semua salah orang–orang yang terdahulu?
Tidak semua kesalahan yang sekarang terjadi di lakukan oleh orang-orang terdahulu, tidak mungkin adanya sekarang kalau tidak ada orang terdahulu yang memeprjuangkan, tidak akan ada yang menjadi pahlawan jika terdahulu tidak ada kesalahan. Tapi bukan kesalahan yang diharapkan. Sehingga beberapa orang memanfaatkan itu semua untu kambing hitam.
Padahal, jika memang mereka sudah tau dari awal, kenapa harus menunggu pemerintah melakukan kesalahan dan kenapa tidak memberikan pendapat atau turun langsung tanpa mengaharapkan penghormatan yang berlebihan.
Pemimpin sebagai sosok yang di dambakan seluruh rakyat Indonesia. Siapa sosok itu? apakah tuhan memang masih menyimpan sosok yang memang pantas duduk di atas sana yang akhirnya mendengar semua suara kami. Sampai saat ini dimana kami sudah pernah mempunyai berbagai pemimpin dari kalangan yang berbeda-beda, tapi apa daya, bahkan harapan kami semua belum terwujud maksimal.

Kerja keras yang kau lakukan untuk duduk dan berjanji menyuarakan suara kami di atas sana, apa ini hanya sebuah permainan? Banyak sekali hal yang tidak kami mengerti di balik layar Pewaris Tahta. Tarian dan nyanyian kemenangan telah kau suarkan namun suara dan jeritan kami sama sekali tak kau hiraukan. Apa kami salah meminta sedikit belas dan kasih mu? Apa kamisalah memintamu sedikit berbagi kesenangan dengan kami? Dan APA KAMI SALAH MEMILIHMU?